Sekilas Tentang LCD TV

Kehadiran teknologi LED, LCD dan plasma saat ini memang masih belum mampu menggeser posisi TV CRT. Hal ini disebabkan perbedaan harga yang cukup tinggi, sementara setiap orang sudah terbiasa dengan televisi bertabung. TV CRT memang jauh lebih terjangkau masyarakat Indonesia terutama untuk kelas menengah ke bawah.

Keuntungan LCD TV

Salah satu alasan yang membuat TV LCD menjadi pengganti CRT adalah bentuknya yang jauh lebih langsing. CRT menggunakan tabung untuk menembakkan elektron-elektron yang akan melakukan scanning pada layar dan membuat fosfor pada layar CRT bercahaya dan membentuk gambar.

LCD tidak menggunakan tabung melainkan kristal cair (Liquid Crystal). Ia juga tidak memerlukan tembakan elektron melainkan hanya membutuhkan aliran listrik. Itu sebabnya TV LCD menjadi lebih langsing dibandingkan TV CRT.

Bayangkan jika Anda membeli sebuah TV CRT yang berlayar besar, misalnya 29 inci. Layar besar ini akan membutuhkan tabung yang juga besar akibatnya bentuk TV menjadi besar dan gemuk dan beratnya secara otomatis juga akan bertambah.

Dengan ukuran layar yang sama TV LCD akan terlihat lebih langsing tanpa harus menambah ketebalan di bagian belakangnya. Akibatnya TV ini juga akan lebih ringan dan memiliki sifat portabilitas yang tinggi.

Oleh sebab itu LCD menjadi harapan banyak orang untuk menggantikan TV bertabung. Selain tipis, TV LCD dapat menampilkan gambar dengan lebih bagus dan mata juga tidak cepat lelah dibandingkan dengan TV CRT.


Jika dilihat dari segi fitur, TV LCD biasanya juga dapat dihubungkan dengan PC. Ini karena pada TV LCD umumnya turut diberikan sebuah konektor VGA. Jadi selain berfungsi sebagai televisi, ia juga dapat menghemat pengeluaran Anda yang tidak perlu lagi membeli monitor TV. Beberapa juga ada yang dilengkapi dengan DVI. DVI ini berfungsi untuk menerima input video digital baik dari PC maupun peralatan lainnya. Ada juga yang berupa koneksi HDMI ( high definition multimedia interface ).

Jika berbicara mengenai TV CRT (Cathode Ray Tube), sudah cukup banyak yang mengenalnya, meskipun hanya sebatas mengetahui bahwa TV ini menggunakan tabung. Penggunaan tabung juga yang membuatnya memiliki ukuran besar. Semakin besar ukuran layarnya, bentuk dan ukuran TV CRT juga akan semakin besar.

Kehadiran TV LCD (Liquid Crystal Display) memberikan banyak keuntungan yang bisa dinikmati. Dengan LCD sekalipun layarnya berukuran besar, namun TV ini dikenal cukup tipis. Anda tidak perlu dibayangi oleh sebuah televisi yang tebal dan berat seperti CRT. LCD akan lebih menghemat ruangan Anda. Yang lebih menyenangkan lagi, beberapa TV-TV LCD dapat di pasang di dinding rumah, sehingga akan lebih menghemat ruangan lagi.

LCD sendiri sebenarnya sudah sejak lama hadir hanya saja belum dalam bentuk televisi. Bahkan setiap hari Anda sering menggunakannya tanpa menyadarinya. Teknologi LCD dapat ditemukan pada kalkulator, jam tangan digital, microwave, termometer dan bermacam peralatan elektronik lainnya. Jadi bukanlah hal yang mengejutkan jika teknologi LCD mengalami perkembangan menjadi televisi.

Cara Kerja LCD TV
Markup Validation Service

LCD menggunakan komponen utama yang berupa kristal cair. Kristal cair ini bukanlah sebuah kristal yang benar-benar berbentuk cair, namun berada diantara cair dan padat. Ia lebih mendekati cair dibandingkan padat. Untuk mengubahnya menjadi benar-benar cair, hanya dibutuhkan sedikit panas. Ia sangat sensitif terhadap suhu, itulah sebabnya mengapa layar LCD pada notebook biasanya akan bereaksi sedikit aneh ketika berada pada cuaca dingin atau panas terik.

Salah satu fitur dari kristal cair adalah mereka mudah bereaksi terhadap arus listrik. Kristal cair ini disusun dengan cara di lilit (twisted) dan di sebut dengan Twisted Nematics (TN).

Dengan memberikan arus listrik akan membuat kristal cair ini saling melepaskan lilitannya ke dalam bermacam sudut, tergantung dari besarnya arus listrik. LCD menggunakan kristal cair ini karena mereka dapat bereaksi dengan tepat terhadap arus listrik sehingga dapat digunakan untuk mengontrol cahaya.

Matriks Pasif dan Matriks Aktif

Ada dua macam LCD yang digunakan yaitu matriks pasif dan matriks aktif. Pada matriks pasif, LCD menggunakan kisi-kisi listrik yang sederhan untuk mensuplai tegangan pada piksel tertentu di layar. Kisi-kisi ini dibuat menggunakan dua lapisan yang di sebut substrat. Satu substrat membentuk kolom dan yang lainnya membentuk baris.

Baris dan kolom ini terhubung dengan IC (Integrated Circuit) yang mengontrol kapan tegangan dikirimkan pada kolom atau baris tertentu. Baris dan kolom ini saling berpotongan untuk membuat piksel-piksel.

Untuk menyalakan sebuah piksel, IC mengirimkan tegangan pada kolom tertentu dan sebuah ground yang mengaktifkan bagian baris tertentu. Tegangan ini kemudian akan menyebabkan lilitan kristal cair menjadi terbuka (untwist) pada piksel tersebut.

Cara kerja matriks pasif yang sederhana memang mengagumkan, sayangnya cara ini memiliki kelemahan yaitu waktu respon yang rendah yang lebih sulit untuk mengontrol tegangannya. Ini dapat menghasilkan gambar yang lambat dan kontras yang lemah.

Pada matriks aktif LCD menggunakan Thin Film Transistor (TFT). Pada dasarnya TFT merupakan transistor-transistor dan kapasitor kecil. Mereka tersusun pada matriks dilapisan substrat. Untuk mengaktifkan piksel tertentu, bagian baris tertentu dinyalakan, dan selanjutnya tegangan dikirimkan ke kolom yang tepat.

Karena semua baris dan kolom yang saling berpotongan ini dalam kondisi mati, hanya kapasitor pada piksel yang yang dituju saja yang dapat menerima tegangan listrik. Kapasitor ini akan mampu menyimpan tegangan sampai pengisian yang berikutnya. Jika tegangan dengan tepat di kontrol ke kristal, kita akan dapat membuatnya menjadi untwist dengan tepat untuk menghasilkan cahaya.

Bila semuanya ini dapat dilakukan dengan tepat, LCD akan menghasilkan skala abu-abu. Saat ini banyak TV LCD yang sudah memiliki 256 level brightness per pikselnya.

Gangguan Pixel

Untuk dapat memproduksi beragam warna, pada masing-masing piksel terdapat tiga subpiksel yang terdiri dari warna merah, hijau dan biru (RGB). Kombinasi ketiga warna ini akan mampu menghasilkan 16,8 juta warna. Misalnya sebuah layar memiliki resolusi 1024×768 piksel, ini berarti terdapat 1024 kolom x 768 baris x 3 subpiksel, kita akan memperoleh 2.359.296 transistor.

Markup Validation Service

Jika terdapat masalah pada transistor-transistor ini akan menimbulkan gangguan piksel/piksel mati. Kebanyak layar matriks aktif memiliki beberapa gangguan piksel pada layar. Gambar diatas menunjukkan salah satu pixel yang mati atau biasa disebut dengan dead pixel.

Spesifikasi LCD TV

Mengetahui spesifikasi LCD TV sangat penting dilakukan sebelum anda membelinya, ada beberapa point penting dalam spesifikasi LCD TV, diantaranya :

Resolusi (Resolution)

Merupakan ukuran pixel (banyaknya titik tampilan) antara panjang dan lebar/tinggi layar monitor. Monitor tabung (CRT) biasanya mempunyai ukuran 800×600, 1024×768 (ukuran standard) atau 1280×1024. Biasanya dengan perbandingan 4:3. Sedangkan untuk monitor LCD biasanya terdapat dua jenis yang satu memiliki ukuran yang sama dengan CRT, sedangkan satu lagi dengan istilah Wide Screen.

LCD Wide Screen ini biasanya mempunyai perbandingan panjang x lebar 16:9. Resolusi yang umum yang biasa kita jumpai adalah : 1280×768, 1360×768, 1440×900, 1680×1050, 1920×1080, 1920×1200 dan 2560×1600.

Viewable size

Ukuran diagonal layar monitor. Misalnya LCD 17″ (inch), yang berarti ukuran diagonal layar tersebut (pojok kiri bawah ke pojok kanan atas) sepanjang 17 inchi. Ukuran yang biasa dijumpai misalnya 15″, 16″, 17″, 18.5″, 19″, 22″ dan lainnya.

Response time

Waktu terkecil (minimal) yang diperlukan untuk mengubah warna pixel dari hitam ke putih dan kembali ke hitam lagi (black to black), dan ada juga yang menggunakan metode abu-abu ke putih lalu ke abu-abu lagi (gray to gray). Nilai respond time ini dinyatakan dalam milisecond (ms / mili detik). Semakin kecil nilai response time, secara teori transisi gambar/warna akan semakin cepat dan cacat tampilan akan semakin kecil. Meskipun nilai dibawah 10ms perbedaannya tidak akan terlihat, karena terbatasnya kemampuan mata manusia.

Refresh Rate

Jumlah gambar tiap detik yang ditampilkan monitor. Karena pixel di LCD monitor tidak menggunakan metoda hidup mati antara frame satu dengan lainnya (seperti yang digunakan di CRT Monitor), maka di LCD monitor saat ini, nilai refresh rate tidak akan begitu mempengaruhi tampilan. Berbeda dengan CRT (biasanya mempunyai refresh rate 60 Hz, 75 Hz atau 85 Hz), terkadang tampilan sering berkedip (flicker).

LCD bisa mempunyai refresh rate lebih dari 100 Hz. Sebagai perbandingan, televisi kita mempunyai refresh rate 25 Hz ( 25 gambar/frame tiap detik).

Viewing Angle (Viewing Direction)

Merupakan nilai sudut maksimum dimana kita masih dapat melihat tampilan dengan baik. Misalnya Viewing angle sebesar 160 derajat, maka ketika kita melihat layar dari sudut kurang atau maksimal 160 derajat, tampilan masih terlihat dengan baik. Jika lebih dari itu, maka tampilan sudah tidak jelas lagi, kadang sebagian terlihat agak hitam.

Kalau CRT Monitor biasanya mempunyai sudut yang lebih tinggi, hampir dari 180 derajat kita masih dapat melihat tampilan dengan jelas tanpa perubahan.


Contrast Ratio

Merupakan perbandingan (rasio) intensitas dari kecerahan/warna putih (brightest) dan kegelapan/warna hitam (dark). Secara umum, semakin tinggi nilai contrast Rasio akan semakin baik. Tetapi kadang produk yang satu dengan lainnya menggunakan metode yang berbeda, sehingga tidak mudah untuk dibandingkan.

Nilai contrast ratio bermacam-macam, misalnya : 20000:1, 10000:1, 5000:1, 2000:1, 700:1 dan lainnya.

Aspect Ratio

Perbandingan antara panjang dan lebar/tinggi layar monitor. Misalnya 4:3, 5:4, 16:9 atau 16:10. Untuk LCD Wide Screen akan mempunyai perbandingan 16:9 atau 16:10. Sedangkan untuk monitor CRT yang umum mempunyai perbandingan 4:3.

Input Port

Jenis/tipe koneksi kabel yang digunakan, misalnya DVI, VGA, S-Video, HDMI dan lainnya. Untuk CRT Monitor biasanya menggunakan port VGA.

Ketika membeli VGA (kartu grafis) yang hanya mempunyai port DVI, biasanya juga disertakan tambahan koneksi VGA to DVI atau DVI to VGA agar tetap kompatibel dengan port yang ada.

Tambahan

Ukuran Monitor terkadang tidak bisa dijadikan referensi dalam menentukan resolusinya. Ukuran 17″ bisa jadi mempunyai resolusi maksimal yang sama dengan ukuran monitor 16″, misalnya sama-sama mempunyai resolusi 1360×768. Atau bisa juga monitor 17″ mempunyai nilai yang lebih rendah.

Source : www.infoservicetv.com

0 komentar:

Posting Komentar