Kehadiran teknologi LED, LCD dan plasma saat ini memang masih belum mampu menggeser posisi TV CRT. Hal ini disebabkan perbedaan harga yang cukup tinggi, sementara setiap orang sudah terbiasa dengan televisi bertabung. TV CRT memang jauh lebih terjangkau masyarakat Indonesia terutama untuk kelas menengah ke bawah.
Keuntungan LCD TV
Salah satu alasan yang membuat TV LCD menjadi pengganti CRT adalah bentuknya yang jauh lebih langsing. CRT menggunakan tabung untuk menembakkan elektron-elektron yang akan melakukan scanning pada layar dan membuat fosfor pada layar CRT bercahaya dan membentuk gambar.
LCD tidak menggunakan tabung melainkan kristal cair (Liquid Crystal). Ia juga tidak memerlukan tembakan elektron melainkan hanya membutuhkan aliran listrik. Itu sebabnya TV LCD menjadi lebih langsing dibandingkan TV CRT.
Bayangkan jika Anda membeli sebuah TV CRT yang berlayar besar, misalnya 29 inci. Layar besar ini akan membutuhkan tabung yang juga besar akibatnya bentuk TV menjadi besar dan gemuk dan beratnya secara otomatis juga akan bertambah.
Dengan ukuran layar yang sama TV LCD akan terlihat lebih langsing tanpa harus menambah ketebalan di bagian belakangnya. Akibatnya TV ini juga akan lebih ringan dan memiliki sifat portabilitas yang tinggi.
Oleh sebab itu LCD menjadi harapan banyak orang untuk menggantikan TV bertabung. Selain tipis, TV LCD dapat menampilkan gambar dengan lebih bagus dan mata juga tidak cepat lelah dibandingkan dengan TV CRT.
Tampilkan postingan dengan label Televisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Televisi. Tampilkan semua postingan
Power Supply Dengan KA 5Q0765 / KA 5Q1265
- Pada saat power on, arus listrik mengalir melalui R803, R804 dan dioda, yang tersambung ke tegangan Vin dan mengisi C802 secara perlahan. Ini akan menyebabkan tegangan Vcc untuk SMPS Control mulai meningkat.
- Pada saat tegangan SMPS #3 Vcc mencapai tegangan 15V, sirkuit Intern pada IC 801 akan beroperasi dan memulai proses switching. Listrik switching akan mengalir di D803 yang terhubung pada lilitan sekunder Tranformer switching , sehingga akan meningkatkan tegangan pada C802 sampai sekitar +19V agar didapatkan tegangan operasi yang normal.
Kerusakan yang sering terjadi pada sirkuit start adalah :
- R803, R804, D802 putus sehingga sirkuit power supply tidak bekerja sama sekali
- R803, R804, D802 short sehingga IC PWM Controller / KA 5Q0765 dan DZ803 akan ikut rusak.
- D803 short sehingga IC PWM Controller dan DZ 803 akan ikut rusak.
Kerusakan pada bagian feedback :
- Kerusakan pada bagian feedback mengakibatkan tegangan output +B Horizontal akan naik menjadi sekitar 160V, sedangkan +B#2 yang seharusnya 13.5V akan turun sehingga menjadi +6V. Kerusakan seperti ini biasanya di iringi bunyi "tik-tik-tik"
- Kerusakan feedback juga dapat menyebabkan tegangan +B turun drastis menjadi +43V sedangkan +B#2 menjadi sekitar +3V. Kerusakan seperti ini menyebabkan unit mati total.
Kerusakan pada bagian Error Amp :
Kerusakan pada bagian ini akan menyebabkan :
- Tegangan Out +B Horizontal akan naik melebihi +150V disertai turun-naik.
- Tegangan +B#2 akan menjadi turun disertai turun-naik.
- Berubahnya nilai R817 mengakibatkan berubah pula tegangan +B Horz (semakin besar nilai R817 semakin besar tegangan +B Horz, semakin kesil nilai R817 semakin kecil pula tegangan +B Horz) kondisi ini terjadi tanpa adanya turun-naik tegangan.
Blok Diagram TV
Berikut ini penjelasan singkat dari Blok Diagram TV yang menggunakan Micom Type LA76941 seperti gambar diatas :
1. IC Micom Sanyo LA76941
Ini adalah IC kompak yang didalamnya sudah mencakup IF, Audio, Video, Display dan Deflection Prossesing 50/60 Hz.
TV Analog Kian Jenuh, TV Digital Mulai Digandrungi
Produsen elektronik mulai melirik pasar TV digital seiring pasar TV analog yang kian jenuh. Mau tahu seluk beluk metode penyiaran digital yang diklaim mempunyai banyak keunggulan dibandingkan siaran TV analog ini?
Siaran TV digital atau penyiaran digital adalah jenis siaran televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal video, audio, dan data ke pesawat televisi.
Perkembangan televisi digital sendiri dilatarbelakangi oleh perubahan lingkungan eksternal, yaitu pasar TV analog yang sudah jenuh dan adanya kompetisi dengan sistem penyiaran satelit dan kabel.
Selain itu juga adanya perkembangan teknologi, yaitu teknologi pemrosesan sinyal digital, teknologi transmisi digital, teknologi semikonduktor serta teknologi peralatan yang beresolusi tingggi.
Untuk penerapan sistem siaran televisi digital di Indonesia, pemerintah telah menerbitkan keputusan yaitu Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 27/P/M.Kominfo/8/2008 tentang Uji Coba Lapangan Penyelenggaraan Siaran Televisi Digital dimana teknologi digital yang akan digunakan adalah sistem siaran Digital Video Broadcasting Terrestrial (DVB-T).
Siaran DVB-T pun diklaim mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan siaran TV analog. Diantaranya, tahan terhadap efek interferensi, kualitas gambar yang lebih baik, tidak ada noise (bintik-bintik, semut), bayangan atau 'ghost', interaktif, EPG (Electronic Program Guide) yang menampilkan jadwal acara sampai beberapa hari ke depan dan penerimaan yang lebih jelas walaupun pada saat bergerak (mobile).
Siaran TV digital atau penyiaran digital adalah jenis siaran televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal video, audio, dan data ke pesawat televisi.
Perkembangan televisi digital sendiri dilatarbelakangi oleh perubahan lingkungan eksternal, yaitu pasar TV analog yang sudah jenuh dan adanya kompetisi dengan sistem penyiaran satelit dan kabel.
Selain itu juga adanya perkembangan teknologi, yaitu teknologi pemrosesan sinyal digital, teknologi transmisi digital, teknologi semikonduktor serta teknologi peralatan yang beresolusi tingggi.
Untuk penerapan sistem siaran televisi digital di Indonesia, pemerintah telah menerbitkan keputusan yaitu Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 27/P/M.Kominfo/8/2008 tentang Uji Coba Lapangan Penyelenggaraan Siaran Televisi Digital dimana teknologi digital yang akan digunakan adalah sistem siaran Digital Video Broadcasting Terrestrial (DVB-T).
Siaran DVB-T pun diklaim mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan siaran TV analog. Diantaranya, tahan terhadap efek interferensi, kualitas gambar yang lebih baik, tidak ada noise (bintik-bintik, semut), bayangan atau 'ghost', interaktif, EPG (Electronic Program Guide) yang menampilkan jadwal acara sampai beberapa hari ke depan dan penerimaan yang lebih jelas walaupun pada saat bergerak (mobile).
Analog VS Digital TV
Perkembangan Digital TV tak terbendung lagi. Penetrasi penjualan Digital TV sudah semakin meluas diberbagai daerah di Indonesia. Dukungan stasiun pemancar Digital TV juga semakin nyata. Akankah anda ikut menikmati indahnya Digital TV ataukah akan tetap mempertahankan TV analog anda ? Yang mungkin mempunyai nilai sejarah yang tinggi karena merupakan peninggalan kakek buyut anda ? Itu semua terserah anda tapi yang pasti suatu saat nanti penyiaran Analog TV akan di hentikan. Dan kalau saat itu tiba anda tidak akan mempunyai pilihan lain. Selain mengikuti arus perkembangan teknologi.



Belakangan ini kita sering mendengar akan munculnya siaran TV Digital bahkan beberapa pabrikan TV sudah mulai mempromosikan bahwa TVnya sudah bisa menangkap siaran TV digital.
Yang mungkin masih jadi pertanyaan bagi sebagian orang, seberapa hebatnya kah TV Digital di banding Analog?
Kami akan coba memberikan sedikit gambaran singkat tentang kelebihan dari TV Digital ini.

Pada kenyataannya, memang siaran digital mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan analog seperti kualitas gambar yang lebih baik dan konsisten, banyaknya data yang bisa dikirim serta berbagai macam data bisa kita kirim. Sinyal yang dikirim melalui siaran digital tidak akan bermasalah seperti analog. Jika pada analog, semakin jauh dari pemancar maka sinyal akan lemah yang berakibat pada kualitas gambar. Berbeda dengan digital, selama TV bisa menerima sinyal (walaupun lemah), TV Digital akan tetap menghasilkan kualitas gambar yang bagus.
Tips Membeli High End TV

Teknologi pada gadget ini berkembang dengan sangat pesat, bahkan, model yang diluncurkan tahun lalu menjadi kuno bila dibandingkan produk yang diluncurkan saat ini. Bahkan lebih baik lagi, LED TV, LCD TV dan Plasma TV menjadi lebih kompak, tipis, elegan, dan semakin bersahabat dengan dekorasi. Perlu diingat bahwa LED, LCD dan Plasma menjadi jawara karena kemampuannya dalam memberikan ruang lebih bagi kita. Sampai saat ini, Plasma TV merupakan satu-satunya pilihan untuk mendapatkan TV dengan layar ukuran besar. Namun perlu dicermati juga bahwa LCD TV maupun produk terbaru yaitu LED TV sedang menuju kearah sana untuk menduduki tangga teratas dalam “duel” ini. Sampai saat ini, LCD mampu menjawarai sampai dengan ukuran 50 inchi, lebih dari itu, harganya akan lebih mahal dibandingkan dengan Plasma. Namun “gap” harga ini akan segera semakin mengecil. Untuk ukuran yang lebih kecil, seperti 32 inch, LCD TV adalah televisi yang paling umum dipakai saat ini. Pilihlah Plasma bila anda lebih mementingkan saturation, contrast dan ukuran yang besar. Pilih LCD bila anda ingin menikmati TV, Video atau X-Box, percayalah, bisa membuat anda tercengang. Apalagi sekarang ini telah hadir LED TV yang konon merupakan spesies baru dalam sejarah televisi karena mempunyai semua fasilitas termasuk internet TV...wow...
Sejarah Televisi
Setelah beberapa kurun waktu lamanya kemudian diciptakan sebuah piringan metal kecil yang bisa berputar dengan lubang-lubang didalamnya oleh seorang mahasiswa yang bernama Julius Paul Gottlieb Nipkow (1860-1940) atau lebih dikenal Paul Nipkow di Berlin, Jerman pada tahun 1884 dan disebut sebagai cikal bakal lahirnya televisi. Sekitar tahun 1920 John Logie Baird (1888-1946) dan Charles Francis Jenkins (1867- 1934) menggunakan piringan karya Paul Nipkow untuk menciptakan suatu sistem dalam penangkapan gambar, transmisi, serta penerimaannya. Mereka membuat seluruh sistem televisi ini berdasarkan sistem gerakan mekanik, baik dalam penyiaran maupun penerimaannya. Pada waktu itu belum ditemukan komponen listrik tabung hampa (Cathode Ray Tube)
Televisi elektronik agak tersendat perkembangannya pada tahun-tahun itu, lebih banyak disebabkan karena televisi mekanik lebih murah dan tahan banting. Bukan itu saja, tetapi juga sangat susah untuk mendapatkan dukungan finansial bagi riset TV elektronik ketika TV mekanik dianggap sudah mampu bekerja dengan sangat baiknya pada masa itu. Sampai akhirnya Vladimir Kosmo Zworykin (1889-1982) dan Philo T. Farnsworth (1906-1971) berhasil dengan TV elektroniknya. Dengan biaya yang murah dan hasilnya berjalan baik, maka orang-orang pada waktu itu berangsur-angsur mulai meninggalkan tv mekanik dan menggantinya dengan tv elektronik.
Vladimir Zworykin, yang merupakan salah satu dari beberapa pakar pada masa itu, mendapat bantuan dari David Sarnoff (1891-1971), Senior Vice President dari RCA (Radio Corporation of America). Sarnoff sudah banyak mencurahkan perhatian pada perkembangan TV mekanik, dan meramalkan TV elektronik akan mempunyai masa depan komersial yang lebih baik. Selain itu, Philo Farnsworth juga berhasil mendapatkan sponsor untuk mendukung idenya dan ikut berkompetisi dengan Vladimir.
TV ELEKTRONIK
Baik Farnsworth, maupun Zworykin, bekerja terpisah, dan keduanya berhasil dalam membuat kemajuan bagi TV secara komersial dengan biaya yang sangat terjangkau. Di tahun 1935, keduanya mulai memancarkan siaran dengan menggunakan sistem yang sepenuhnya elektronik. Kompetitor utama mereka adalah Baird Television, yang sudah terlebih dahulu melakukan siaran sejak 1928, dengan menggunakan sistem mekanik seluruhnya. Pada saat itu sangat sedikit orang yang mempunyai televisi, dan yang mereka punyai umumnya berkualitas seadanya. Pada masa itu ukuran layar TV hanya sekitar tiga sampai delapan inchi saja sehingga persaingan mekanik dan elektronik tidak begitu nyata, tetapi kompetisi itu ada disana.
TV RCA, Tipe TT5 1939, RCA dan Zworykin siap untuk program reguler televisinya, dan mereka mendemonstrasikan secara besar-besaran pada World Fair di New York. Antusias masyarakat yang begitu besar terhadap sistem elektronik ini, menyebabkan the National Television Standards Committee [NTSC], 1941, memutuskan sudah saatnya untuk menstandarisasikan sistem transmisi siaran televisi di Amerika. Lima bulan kemudian, seluruh stasiun televisi Amerika yang berjumlah 22 buah itu, sudah mengkonversikan sistemnya kedalam standard elektronik baru.
Pada tahun-tahun pertama, ketika sedang resesi ekonomi dunia, harga satu set televisi sangat mahal. Ketika harganya mulai turun, Amerika terlibat perang dunia ke dua. Setelah perang usai, televisi masuk dalam era emasnya. Sayangnya pada masa itu semua orang hanya dapat menyaksikannya dalam format warna hitam putih.
TV BERWARNA
Sebenarnya CBS sudah lebih dahulu membangun sistem warnanya beberapa tahun sebelum rivalnya RCA. Tetapi sistem mereka tidak kompatibel dengan kebanyakan TV hitam putih diseluruh negara. CBS yang sudah mengeluarkan banyak sekali biaya untuk sistem warna mereka harus menyadari kenyataan bahwa pekerjaan mereka berakhir sia-sia. Belajar dari pengalaman CBS, RCA mulai membangun sistem warna menurut formatnya sendiri. Mereka dengan cepat membuat sistem warna yang mampu untuk diterima pada sistem warna maupun hitam putih. Setelah RCA memperlihatkan kemampuan sistem mereka, format NTSC kemudian dijadikan acuan standart untuk siaran komersial pada tahun 1953.
Seiring dengan berjalannya waktu serta perkembangan teknologi, televisi dari waktu ke waktu mulai banyak perbaikan dan penambahan dari sisi teknologinya. Untuk waktu kedepan televisi perlahan mulai meninggalkan teknologi analog dan menginjak ke era yang disebut televisi digital dengan kemampuan dan kualitas yang lebih baik dari generasi sebelumnya yang lazim disebut dengan teknologi IPTV [Internet Protocol Television].
Source : http://misteridigital.wordpress.com
Langganan:
Postingan (Atom)